Aku sudah tiba di ujung
jalan. Tak ada lagi persimpangan. Aku benar- benar sudah tiba, mimpiku tinggal
selangkah lagi menjadi realita. Aku berhasil. Hampir berhasil, tepatnya.
Pernahkah kau
merasakannya?
Saat sesuatu sudah benar-
benar ada dalam genggamanmu, tampak nyata dalam setiap inderamu, lalu ia tiba-
tiba menghilang begitu saja?
Saat kau menanam benih,
menempuh ribuan kilometer hanya untuk memberinya air, memastikan ia memiliki
cukup nutrisi untuk tumbuh, dan menunggu ribuan hari hanya untuk melihat bunga
indah itu menampakkan dirinya dari balik kuncup? Tapi ternyata, bunga itu tak
pernah muncul. Seolah ada penyimpangan genetik yang membuat tumbuhanmu cacat,
tetapi bahkan ilmuwan sekalipun tak dapat memberikan alasannya.
Saat kau berlari dan terus
menjadi yang terdepan. Saat kau mendaki
dan terus menjadi yang tertinggi. Saat kau selalu mejadi yang terbaik tetapi
kau tidak mendapatkan apa yang selayaknya seorang juara dapatkan. Kau bahkan
tak mendapat sedikitpun penjelasan, tak pula jawaban dari pertanyaan “Mengapa?”
yang kau simpan rapat- rapat dalam pilu.
Saat kau memberikan
segalanya dan tak mendapatkan apapun?
Tak ada yang dapat kau lakukan. Percayalah, aku sudah mencoba semua cara dan aku tetap berada
pada posisiku, berakhir di tempat yang sama, bahkan tak bergeser sedikitpun. Terjebak dalam pilu.